Indeks Artikel

5 Korupsi Akbar Sepakbola di Dunia

Jumat, Maret 01, 2013 17:10 WIB
1. Korupsi oleh wasit di Indonesia tahun 1998


Pada rakernas PSSI yang dilaksanakan Februari 1998, Manajer Persikab kala itu, Endang Sobarna, ”bernyanyi” tentang upaya sejumlah wasit mengatur hasil pertandingan. Ketua Umum PSSI Azwar Anas langsung membentuk tim pencari fakta. PSSI lantas menghukum Wakil Ketua Komisi Wasit sekaligus wasit legendaris, Jafar Umar, seumur hidup tak boleh terlibat sepakbola nasional. Puluhan wasit juga diberi sanksi keras dan dipecat.
 
2. Korupsi oleh wasit di Jerman tahun 2005
 
Sejumlah wasit melaporkan wasit Robert Hoyzer ke komisi pengawas yang dicurigai terlibat konspirasi dengan mafia judi Kroasia guna mengatur hasil pertandingan. Setelah diselidiki, Hoyzer terbukti menerima uang. Dia kemudian dihukum terlibat sepakbola seumur hidup dan penjara 29 bulan.
   
3. Korupsi oleh pelatih di Inggris tahun 2006
 
Beberapa pelatih beken seperti Harry Redknap dan Sam Allardyce diperiksa polisi atas dugaan menerima komisi terkait transfer beberapa pemain. Sampai sekarang, polisi masih menyelidiki unsur korupsi paling tepat dalam transfer pemain kala itu, seperti Benjani Mwaruwari dari Auxerre ke Porstmouth senilai 4,1 juta pound, Didier Drogba dari Marseille ke Chelsea senilai 24 juta pound, dst.

4. Korupsi oleh petinggi klub di Italia tahun 2006
 
Badai korupsi terbesar sepanjang sejarah menyerang Italia, atau biasa disebut Calciopoli. Beberapa sosok penting seperti petinggi Juventus, Luciano Moggi, dijerat sanksi. Beberapa klub besar juga terbukti bersalah. Sanksi diberikan seperti pencopotan gelar juara Juventus tahun 2005 dan 2006, pengurangan 8 poin AC Milan, pengurangan 15 poin Fiorentina, dst.

5. Korupsi oleh pemain di Italia 2011
 
Beberapa pelaku sepakbola Italia ditangkap dan diselidiki otoritas terkait dugaan korupsi pada divisi liga rendah di negara itu. Mereka adalah Marco Paoloni, Giuseppe Signori, Stefano Bettarini, Cristiano Doni, Mauro Bressan, Vincenzo Somesse, dst.