Indeks Artikel

Sejarah Suku Swahili

Senin, Agustus 24, 2015 18:45 WIB
Suku Dunia ~ Swahili adalah suku bangsa yang bermukim di pantai Afrika Timur terutama di daerah pantai dan kepulauan di Kenya dan Tanzania, serta utara Mozambik. Nama "Swahili" berasal dari kata bahasa Arab "sawahil", yang berarti "penghuni pantai". Bangsa ini berjumlah sekitar 300 hingga 750 ribu orang.


Penggembala Kushistik merupakan nenek moyang suku Swahili. Orang-orang Kushistik ini adalah penghuni awal pantai Afrika Timur. Mereka kemudian bergabung dengan suku-suku yang berbahasa Bantu dan mengadakan pernikahan. Kelompok-kelompok lain kemudian bermigrasi ke pantai ini, termasuk Arab, Hindi, Portugis, dan pedagang Indonesia. Mereka juga menikah dengan penduduk asli dan suku-suku berbahasa Bantu sehingga memunculkan kebudayaan baru, yaitu Suku Swahili.

Bahasa Suku Swahili

Orang-orang Swahili berbahasa Swahili atau Kiswahili. Bahasa ini diadaptasi dari bahasa bantu dan diperkaya dengan beberapa kosakata dari bahasa Arab, Portugis, dan bahasa Hindi. Di antara penutur asli bahasa Swahili terdapat beberapa dialek Swahili. 

Dialek Swahili yang paling terkenal antara lain Amu, yang diucapkan oleh orang-orang Lamu; MVITA, dialek dari Swahilis Mombasa; Pemba, dialek yang diucapkan di Pemba; dan Unguja, dialek yang diucapkan di Zanzibar. Namun, versi standar dari bahasa Swahili adalah bahasa nasional, baik Kenya maupun Tanzania dan juga dituturkan secara luas di seluruh negara-negara Afrika Tengah dan Afrika Timur lainnya.

Adat Istiadat Suku Swahili

Budaya Arab memiliki pengaruh terbesar dalam membentuk tradisi Swahili. Salah satu warisan utama dari budaya Arab adalah prevalensi agama Islam di kalangan masyarakat Swahili. Tradisi Islam mengatur hampir setiap aspek budaya Suku Swahili, termasuk makanan, pakaian, dan gaya hidup. Salah satu budaya masyarakat Swahili terlihat dari tradisi pernikahan.

Pernikahan menandai trasisi seseorang ke masa dewasa. Biasanya, pernikahan Swahili diatur oleh orang tua. Orang tua pengantin wanita biasanya akan memilih laki-laki untuk putri mereka, tetapi pengantin wanita memiliki hak untuk menolak pilihan orang tuanya dan memilih pengantin laki-lakinya sendiri.

Sumber : Google.