Indeks Artikel

"Carthage" Kota Kuno Terbesar Di Mediterania

Rabu, Maret 30, 2016 21:44 WIB
Carthage merupakan kota kuno yang sekarang ini wilayahnya menjadi negara Tunisia, Afrika Utara. Menurut legenda, Carthage didirikan oleh Ratu Elissa dari Venesia yang lebih dikenal dengan panggilan Dido pada tahun 813 SM. Awalnya kota ini  bernama “Kart Hadasht” yang artinya kota baru. Sementara itu orang Yunani menyebutnya Karchedon dan orang Romawi menyebutnya Carthago. Kota ini awalnya merupakan sebuah pelabuhan pantai kecil yang disinggahi oleh pedagang Phoenician untuk mengisi pasokan dan memperbaiki kapal. Carthage tumbuh menjadi kota kuno terkuat dan terbesar di Mediterania sebelum munculnya Romawi.

Ilustrasi Pelabuhan Kota Kuno Carthage 

Setelah jatuhnya kota Fenisia besar (terletak antara Lebanon dan Suriah) oleh Alexander Agung pada 332 SM, maka Tiran (salah satu pemimpin Fenisia) melarikan diri ke Carthage dengan membawa kekayaannya. Semenjak itu ia mendirikan Carthage sebagai pusat perdagangan baru menggantikan Venesia. Dari sebuah kota pantai kecil, Carthage tumbuh besat dan megah serta memiliki perkebunan besar yang membuatnya menjadi kota terkaya di Mediterania. Para bangsawan tinggal di istana, sementara mereka yang “kurang makmur” tinggal di rumah yang sederhana tetapi menarik. Pelabuhan Carthage sangat besar dengan 220 dermaga yang ditengah pelabuhan terdapat bangunan berbentuk lingkaran yang dihiasi dengan patung Yunani. Kapal-kapal perdagangan Carthage belayar setiap hari ke seluruh pelabuhan di Laut Meditarania dan angkatan laut Kartago (tentara bayaran Carthage) merupakan yang terkuat di wilayah tersebut. Tentu hal ini membuat Carthage aman dan juga turut andil dalam keberhasilan membuka wilayah baru untuk perdagangan serta sumber daya memalalui penaklukan.

Ilustrasi Suasana Pelabuhan Kuno Caerhage

Ekspansi yang dilakukan Carthage membawanya ke dalam konflik dengan Roma. Ketika itu Roma masih dalam posisi yang lebih lemah dari Carthage sehingga tidak menimbulkan ancaman. Kondisi ini membuat Angkatan Laut Carthage mampu mempertahankan perjanjian perdagangan dengan Roma di Medeiterania dalam jangka waktu yang lama. Ketika Carthage mengambil Sisilia, Roma tidak terima. Meskipun Roma tidak memiliki angkatan laut tetapi memiliki 300 kapal yang dilengkapi dengan landai pintar dan gang  (corvus) yang bisa mendekat ke kapal musuh sehingga prajurit bisa menyusup. Dengan demikian maka pertempuran laut berubah menjadi pertempuran darat.
Perang Punic pertama pada tahun 264 SM-241 SM merupakan perang pertama antara keduanya. Dengan berbagai ide taktik militer akhirnya Roma dapat mengalahkan Carthage pada tahun 241 SM. Carthage dipaksa untuk menyerahkan Sisilia ke Roma dan membayar ganti rugi perang. Setelah itu, Cathage terlibat dalam “The Mercenary War” pada 241 SM-237 SM. Perang ini dimulai ketika tentara bayaran Kartago menuntut pembayaran utang kepada pihak Carthage. Perang ini akhirnya dimenangkan oleh pihak Carthage atas bantuan dari Hamilcar Barca. Kedua konflik tersbeut telah membuat Carthage menjadi bangkrut atau mundur. Ketika Roma menduduki koloni Carthage di Sardinia dan Corsica, pihak Carthage tidak bisa berbuat apa-apa.

Peta Wilayah Koloni Carthage

Carthage berusaha bangkit, dibawah pimpinan Hannibal, Carthage mencoba menaklukkan Spanyol dengan menyerang Kota Saguntum yang merupakan sekutu Romo. Perang Punic ke-dua terjadi pada 218 SM-202 SM, dalam perang ini Hannibal menginvasi Italia dari Spanyol dengan menyusun barisan pasukannya di atas Pegunungan Alpen. Hannibal memenangkan setiap peperangan dengan Romawi. Pada 216 SM, ia meraih kemenangan terbesarnya di Pertempuran Cannae, tetapi karena kurangnya pasukan dan perlengkapan yang tidak memadai, maka ia tidak bisa lama mempertahankan kesuksesannya ini. Dia dikalahkan oleh pasukan Romawi yang dipimpin oleh Scipio Africanys dalam pertempuran Zama di Afrika Utara pada 202 SM dan Carthage diwajibkan untuk membayar biaya perang.
Ditengah upayanya untuk dapat membayar ganti rugi terhadap Roma, Carthage juga harus menghadapi seranggan dari bangsa tetangganya yaitu Numidia. Ketika pada akhirnya berhasil membayar hutangnya terhadap Roma, Carthage menghadapi kekalahan dalam perang dengan Numidia. Dan Carthage pun kembali diwajibkan untuk membayar ganti rugi kepada Numidia.
Di sisi lain, Carthage beranggapan bahwa konflik dengan Roma telah selesai ketika hutang perang telah dibayarkan. Tidak demikian dengan Roma yang beranggapan bahwa Carthage wajib tunduk kepada Roma. Salah saeorang senator Romawi yang bernama Cato menyarankan agar Carthage dihancurkan. Pada 149 SM dikelurkan perintah agar Carthage dihancurkan dan kemudian akan dibangun kembali di sebuah daerah yang jauh ke pedalaman. Bangsa Carthage menolak hal ini dan menyebabkan terjadi perang Punic ke-tiga pada 149 SM-146 SM. Militer Romawi di bawah pimpinan Scipio Aemilianus mengepung Carthage selama tiga tahun. Akhirnya pengepungan ini membuat Carthage menjadi hancur.

Ilustrasi Peperangan Di Kota Kuno Carthage