Indeks Artikel

Mengenal Suku Lani

Minggu, Juni 26, 2016 14:43 WIB
Suku Dunia ~ Lani adalah salah satu kelompok etnik yang berdiam di daerah Pegunungan Jawawijaya. Sebagian wilayah mereka merupakan suatu lembah yang luas dan indah dan dibelah oleh aliran Sungai Ilarong.


Daerah dengan ketinggian di atas 1.500 meter ini bersuhu 6-21 derajat celcius. Di sepanjang aliran sungai, lereng bukit, bahkan sampai ke puncak bukit, orang Lani membuat ladang-ladang (keremon). Di sekitarnya masih terlihat hutan-hutan lebat, namun sebagian tampak gundul dan ditumbuhi alang-alang dengah semak-semak tipis bekas peladangan mereka.


Lembah Ilaga ini selain didiami oleh orang Lani yang berjumlah 5.000 jiwa, juga didiami oleh 1.500 jiwa orang Damal. Lembah ini pun didiami oleh para penyiar agama Kristen disamping pegawai pemerintah. Sebenarnya sebagian besar, sekitar 4.000 jiwa, orang Dalam mendiami kecamatan lain. Masyarakat lembah ini menggunakan dua bahasa, orang Lani menggunakan bahasa Lani dan orang Damal menggunakan bahasa Damal.

Baca juga : Sejarah Suku Damal

Orang Lani menganut garis keturunan berdasarkan prinsip patrilineal, artinya mereka memperhitungkan hubungan kekerabatan melalui pihak laki-laki. Adat menetap sesudah nikahnya virilokal, artinya sesudah nikah pasangan pengantin berdiam di sekitar lingkungan kerabat pihak suami.

Masyarakat Lani mengenal sistem monety, artinya keseluruhan masyarakat Lani seolah-olah terbagi atas dua paro-masyarakat. Kedua paro-masyarakat itu berfungsi mengatur perkawinan, yang mengharuskan seseorang mencari pasangan dari paro-masyarakat lain. Masyarakat Lani tidak mengenal nama untuk setiap paro-masyarakat itu. Sebaliknya paro-masyarakat pada suku bangsa Dalam mempunyai nama yaitu Mom dan Magaij.

Setiap paro-masyarakat terdiri atas sejumlah klen yang masing-masing merupakan kelompok keturunan dari satu nenek moyang. Orang Lani di lembah Ilaga terdiri atas 16 klen yang masing-masing mempunyai nama sendiri. Di lembah Ilaga ini tersebar kumpulan rumah bulat yang dapat disebut hamlet. Setiap hamlet biasanya terdiri atas enam rumah dengan penghuni rata-rata tujuh orang.

Sumber : Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia oleh M. Junus Melalatoa