Indeks Artikel

Sejarah Suku Helong

Jumat, Maret 18, 2016 15:19 WIB
Suku Dunia ~ Helong adalah kelompok etnik yang berdiam di kecamatan Kupang Barat dan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tempat tinggal mereka di kecamatan Kupang Barat meliputi desa-desa Bolok, Bina El, Alak, Bo En Ana, Oematanuu, Oenesu, sebagian Tobilolong, dan Klanbo, sedangkan di Kecamatan Kupang Tengah meliputi desa-desa Kolohus, Buipu, Oehani, Oeletsala, dan Kuanboke.


Jumlah anggota suku bangsa Helong di Kupang Barat, berdasarkan catatan penduduk tahun 1984, sekitar 29.500 orang. Ada pula orang Helong yang bermukim di Pulau Samau di daerah ujung pantai barat kota Kupang. Di pulau ini orang Helong berjumlah sekitar 10.000 sampai 12.000 orang.

Bahasa Suku Helong

Bahasa Helong termasuk dalam kelompok bahasa Timor dan rumpun bahasa Ambon-Timor. Bahasa Helong ini terbagi atas dua dialek, yaitu dialek Helong Welaun yang dipakai oleh orang Helong di pulau Samau, dan dialek Helong Tetun yang dipakai oleh orang Helong di Kecamatan Kupang Barat.

Nama "Helong" berasal dari kata helo yang artinya "perahu". Selain itu, helong juga berarti samau, dari kata sa atau satu dan mau atau mau, yakni satu pendapat hasil permufakatan. Menurut legenda masyarakat setempat, mereka berasal dari Belu, dan nenek moyang mereka adalah orang Belu yang datang berasama Amarasi.

Mata Pencaharian Suku Helong

Orang Helong hidup dari bermacam-macam pekerjaan. Sebagian besar penduduk di daerah tersebut menjadi nelayan di tepi pantai, teluk, dan selat, dengan menggunakan kail, panah, bubu, dan tuba. Hasil tangkapan berupa ikan kembung, layur, tongkol, cumi-cumi, dan teri dijual dalam bentuk ikan segar atau kering.

Mata pencaharian lainnya adalah bertani di ladang dengan tanaman jagung, padi ladang, ubi kayu, sorgun, dan kacang-kacangan. Peternakan kerbau, kambing, babi, ayam, kuda, dan sapi dilakukan dengan berbagai cara seperti dikandangkan, digembalakan, atau dilepas seperti binatang liar.

Pemeliharaan ternak selain untuk kepentingan keluarga juga dilakukan untuk simbol status. Pemilik ternak besar biasanya terdiri atas tuan tanah, kepala suku, dan golongan bangsawan. Pada masa lalu, mereka juga berburu rusa, babi hutan, dan kerbau liar. Hasil buruan selain untuk bahan makanan tambahan juga untuk sajian dalam upacara. Selain itu, orang Helong juga meramu bahan pewarna, obat-obatan, dan lilin.

Pekerjaan berburu dan meramu kini sudah jarang dilakukan. Jenis pekerjaan lainnya yang masih dilakukan sampai sekarang adalah membuat kerajinan tangan, seperti tenunan, ukiran emas, perak, dan peralatan rumah tangga.

Sumber : Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia oleh M. Junus Melalatoa