Indeks Artikel

Istana Antilia, Rumah Termahal Dunia

Selasa, Maret 16, 2010 01:01 WIB
BANYAK orang kerja kelewat keras untuk menjadi kaya. Setelah kaya, mau apa? Mukesh Ambani, orang terkaya di India saat ini, mau bikin rumah yang tertinggi di dunia. Umurnya baru 51 tahun, jadi –insya Allah– masih akan lama menikmati rumah idamannya itu. Rumah yang arsitekturnya akan sangat unik itu tahun lalu mulai dibangun dan baru akan selesai tahun depan. Tingginya 173 meter, sama dengan gedung pencakar langit berlantai 60. Berarti dua kali lipat ketinggian gedung Graha Pena Surabaya. Lokasinya di pusat bisnis Kota Mumbai (dulu Bombay) menghadap ke Laut Arabia.



Rumah itu akan diberi nama Istana Antilia, diambilkan dari nama mitologi pulau kecil di Samudera Atlantik, jauh di seberang Spanyol. Antilia dalam mitos lama bisa juga diartikan keberuntungan. Tapi, bangunan setinggi itu hanya akan dia jadikan 27 lantai saja. Berarti, langit-langit tiap lantainya amat tinggi. Hampir tiga kali ketinggian lantai gedung bertingkat pada umumnya.


Untuk apa saja rumah tinggal setinggi 173 meter itu? Menurut laporan Mumbai Mirror, lantai 1 sampai 6 akan dipakai khusus untuk parkir mobil-mobilnya. Ambani memang hobi koleksi mobil mewah. Menurut laporan itu, dia punya 160 mobil, satu jumlah yang tidak istimewa untuk ukuran penggemar mobil. Di Surabaya saja ada penggemar mobil yang punya koleksi hampir 200 unit, termasuk Ferrari, Lamborghini, Porsche, hingga BMW.

Semua mobil itu tidak akan dirawat di bengkel umum. Ambani merancang lantai 7 rumahnya khusus untuk bengkel dan reparasi mobil. Semua fasilitas perawatan mobil akan diadakan di lantai 7 itu, termasuk karyawan-karyawan yang mengerti tentang seluk-beluk mobil mewah. Lantai di atasnya akan digunakan untuk pusat rekreasi: terutama gedung bioskop dengan kursi-kursi kulit yang mewah untuk 50 orang. Ambani akan mengundang keluarga dekat atau rekan-rekan bisnisnya nonton film di situ.

Lantai 9, 10, 11, dan 12 akan dia biarkan sebagai ruang terbuka tanpa dinding. Ada empat lantai balkon yang begitu luas yang dari situ bisa melihat birunya Laut Arabia. Di balkon-balkon itu pula akan dibangun kebun, sehingga meski berada di lantai atas, akan terasa seperti di taman biasa. Lantai 13 dan 14 khusus untuk menjaga kesehatan badannya. Ada poliklinik keluarga dan ada pula pusat kebugaran dengan peralatan yang tidak kalah dari gym modern. Sudah tentu juga ada kolam renangnya. Kolam renang yang berada di ketinggian sekitar 50 meter.

Tamu-tamunya akan diterima di ruang tersendiri di lantai 17 dan 18. Di situ juga disediakan kamar-kamar, kalau-kalau tamunya harus menginap. Rumah tinggalnya sendiri menempati empat lantai di atasnya, yakni lantai 19, 20, 21, dan 22. Di empat lantai itulah Ambani bersama istri dan tiga anaknya akan bertempat tinggal.

Karena rumah tersebut harus sempurna, perawatan dan kebersihannya juga harus dijaga ketat. Untuk fasilitas pemeliharaan gedung itu saja, diperlukan tiga lantai tersendiri: lantai 23, 24, dan 25. Itu masih harus ditambah satu lantai lagi di atasnya untuk ruang mekanikal dan elektrikal.

Satu lantai lagi di atasnya khusus untuk panel control room yang berkaitan dengan penerbangan. Penerbangan? Ya. Di lantai atas memang ada lapangan helikopter yang cukup untuk empat pesawat itu. Ambani ke mana-mana memang harus naik heli. Bukan untuk kemewahan, tapi untuk tuntutan mobilitas kerjanya.

India, khususnya Mumbai, kini memang padat dengan mobil, sehingga macet di mana-mana. Terutama sejak mobil sedan murah mulai dipasarkan dengan harga hanya Rp 40 juta. Bahwa dia memiliki mobil 160 unit dan perawatannya selalu dilakukan dengan istimewa, tampaknya, mobil-mobil tersebut hanya akan lebih banyak parkir di enam lantai terbawah rumah barunya.

Meski Ambani baru memimpin perusahaannya pada 1981 (hanya setahun lebih dulu dari saya mulai memimpin Jawa Pos), hasilnya luar biasa. Orang boleh berangkat bersama-sama, tapi sampainya bisa amat berbeda. Bahkan, banyak pula yang tidak pernah sampai sama sekali. Teman saya yang sama-sama berangkat pada tahun itu, yang kemudian pindah dari Surabaya ke Jakarta, tahun lalu mulai menempati istananya yang baru seluas satu hektare di daerah elite Kebayoran Baru, Jakarta. Harga rumahnya itu paling tidak Rp 200 miliar. Teman saya satunya lagi, yang juga berangkat bisnis pada tahun yang sama, baru saja membeli rumah seluas satu hektare di Pondok Indah, Jakarta. Karena kurang puas dengan tata ruang rumah yang baru dibelinya itu, dia ambil putusan untuk meruntuhkannya sama sekali dan membangun saja yang baru. Sedang saya, alhamdulillah, juga baru pindah rumah, tapi dari perumahan murah Tenggilis Mejoyo ke perumahan Ketintang, dekat rel kereta api jurusan Mojokerto yang ternyata selalu kebanjiran pada musim hujan.

Ambani, yang pekan lalu jadi berita hangat di banyak media internasional sehubungan dengan rumah barunya itu, memang sudah menjadi lambang keberhasilan ekonomi India. Ambani sudah mengalahkan Mittal. Padahal, masih belum lama kita terkaget-kaget oleh langkah Mittal yang spektakuler. Mittal, yang ketika berumur 24 tahun mulai membangun pabrik baja di Waru, Surabaya, kini menjadi pemilik pabrik baja terbesar di dunia setelah membeli pabrik-pabrik baja di lima benua.

Mittal juga bikin heboh dua tahun lalu ketika menyelenggarakan perkawinan anaknya dengan cara menyewa istana Versailles di Paris untuk menutup pesta tujuh hari tujuh malam. Dia juga membeli rumah mewah di daerah elite London, bertetangga dengan Sultan Bolkiah dari Brunei. Memang, sangat banyak orang super-kaya baru di negara-negara yang baru membuka ekonominya. Ada yang karena fasilitas, ada yang karena hubungan baik dengan penguasa. Tapi, juga ada yang karena kerja keras. Kini, wanita terkaya di dunia dari hasil usahanya sendiri (bukan hasil warisan) muncul dari Tiongkok. Yakni, Madame Zhang Yin, pemilik pabrik kertas Sembilan Naga yang berasal dari Harbin, tapi mulai membangun pabriknya di Dongguan, Guangdong. Kini, Zhang juga baru berumur 50 tahun. Zhang juga baru pada 1980-an memulai bisnisnya, tapi dengan cepat bisa jadi “ratu kertas” Asia. Mula-mula, anak miskin dari keluarga tentara tersebut hanyalah pengumpul kertas bekas, lalu memasokkan sampahnya itu ke pabrik kertas dan kemudian dia sendiri mendirikan pabrik kertas.

Rusia juga melahirkan konglomerat yang masuk deretan orang terkaya di dunia. Itu juga pernah dialami Indonesia di awal ekonomi terbukanya pada 1970 dengan munculnya taipan seperti Liem Sioe Liong yang sempat masuk 10 besar orang terkaya di dunia. Kini, Tiongkok, Rusia, dan India memang bersaing dalam memasok nama-nama orang terkaya dalam daftar paling berduit di jagat raya.

Memang, sangat banyak reaksi dari masyarakat India terhadap “kegilaan” Ambani itu. Mereka umumnya
mengecam bagaimana Ambani tega membangun rumah yang berlebihan seperti itu di tengah-tengah masyarakat India yang masih sangat miskin. Berapa juta rumah sederhana yang bisa dibangun dari dana tersebut untuk disumbangkan kepada orang miskin. Bukankah rumah Ambani yang sekarang sudah tidak kurang suatu apa?

Tapi, ada juga yang memaklumi. Misalnya, reaksi yang dikirimkan ke sebuah media di Mumbai dalam bentuk surat pembaca. “Itu kan uang-uang Ambani sendiri. Untuk apa pun penggunaannya, ya terserah dia sendiri,” katanya. “Dia pinter, bapaknya menyiapkannya dengan baik, dia juga kerja keras, mengapa tidak boleh menikmati hasilnya?” kata yang lain. Menarik juga bagaimana ayah Ambani mempersiapkan anaknya dulu dan bagaimana pikiran Ambani sendiri untuk kemajuan. Mukesh Ambani bakal menggaji 600 pekerja bagi membersih dan menyelenggara kediaman mewah 27 tingkat


Biaya pembuanguna rumah jutawan petrokimia India, Mukesh Ambani setinggi 27 lantai di Altamount Road, Mumbai melampaui biaya pembuatan hotel ternama dan dikenal pasti rumah termahal di dunia. ‘Istana’ yang dinamakan Antilla itu dijangka siap awal tahun depan. Sehingga Mac tahun ini, Mukesh dengan anggaran aset (AS$43 bilion) dinobatkan Forbes sebagai lelaki kelima terkaya di dunia.


 
Fakta Menarik Antilla

Bangunan ini menawarkan ketinggian 173.12 meter bersamaan ketinggian bangunan 60 tingkat. Namun, disebabkan Antilla memperuntukkan 27 tingkat, ini bermakna setiap arasnya dilengkapi siling berketinggian lebih tiga meter daripada ukuran sepatutnya.
Enam tingkat tempat meletak kereta bakal memuatkan 170 kereta import tuan rumah. Turut disediakan pusat servis kereta yang ditempatkan di aras tujuh.
Tingkat lapan mengandungi pusat hiburan lengkap studio dengan kapasiti 50 orang pada satu masa.
Dua tingkat di atas ‘health level’ menempatkan unit pangsapuri berdinding kaca untuk penginapan tetamu.
‘Health level’, aras yang dikhususkan untuk sukan dan riadah menempatkan patio, kolam renang, gimnasium dan studio yoga.
Dua tingkat di atas kediaman keluarga diperuntukkan sebagai kawasan penyelenggaraan. Di atasnya pula, disediakan ‘ruang udara’ berfungsi sebagai landasan untuk helikopter mendarat.