Indeks Artikel

5 Aksi Pengusiran Setan yang Berakhir Kematian

Kamis, Agustus 28, 2014 11:11 WIB

 
Aksi pengusiran setan dan fenomena kesurupan bukan cerita baru bagi kita di negeri ini maupun manusia di seluruh dunia. Percaya terhadap eksistensi setan, dan ritual pengusiran setan, menjadi bagian tak terpisahkan dari nilai religius. Setiap agama percaya setan bisa merasuki tubuh manusia, dan punya ajaran tentang bagaimana cara mengusirnya.

Vatican, misalnya, pernah menyatakan bahwa dari sekian banyak ritual yang oleh pelakunya diklaim sesuai ajaran Katolik sesungguhnya hanya sedikit sekali yang otentik. Pada 1614 Vatican menerbitkan Buku Petunjuk Pengusiran Setan, lalu direvisi tahun 1999, dan dikatakan bahwa semua praktik pengusiran setan (exorcism) yang ritualnya tidak sesuai petunjuk adalah tidak otentik.

Ironisnya praktek pengusiran setan di jaman modern ini justru sering berakhir buruk bagi mereka yang diyakini kesurupan, yakni kematian,  

Berikut ini  lima aksi pengusiran setan yang berakhir kematian seperti kami kutip dari kompasiana.com :

(1).Eder Guzman-Rodriguez  (Floyd, Virginia, November 2011)

 

Eder Guzman-Rodriguez mengaku di persidangan bahwa anak yang dibunuhnya dengan cara memukuli dan mencekik itu kesurupan setan, bahwa maksud dia bukan membunuh si anak tapi mengusir setan yang ada dalam tubuhnya.

Dia juga mengaku menghajar istrinya, Carmen Nozalo, hingga pingsan supaya tidak menghalanginya. Polisi datang terlambat tapi masih sempat menyaksikan bagian akhir ritual itu, dilihatnya pelaku dibantu empat pria. Tangan mereka masih terlihat memegang Injil. Guzman akhirnya diganjar 20 tahun 11 bulan penjara atas dakwaan membunuh anaknya sendiri.


(2). Dora Alicia Tejada Pleitez (Massachusetts, Maret 2011 )

 


Dora Alicia Tejada Pleitez, 26 tahun, membunuh putrinya, 3 tahun, melalui apa yang disebutnya pengusiran setan: dia memaksa putrinya itu menelan mawar.

Kepada pihak rumah sakit yang menangani jenasah anaknya Pleitez berkata dia melakukannya karena disuruh Tuhan. Sebelum pembunuhan itu dia pernah berkata pada kakaknya, Amilcar Antonio Tejada, bahwa dirinya baru saja diberi Tuhan anugerah berupa kemampuan untuk menjumpai dan melihat arwah orang mati.
Pleitez menjawab pertanyaan polisi sambil terus menyanyikan berbagai lagu doa.


(3). evangelis Carlos Uriona (Bolivia, December 2011)

 


Seorang pastor evangelis Carlos Uriona ditahan bersama seorang saudara perempuannya, Adelaida Marca, atas tuduhan membunuh saudaranya sendiri dalam proses yang diakuinya sebagai ritual pengusiran setan: menenggelamkan korban di bak mandi.

“Setan itu bahkan merasuki tubuh saya, mengendalikan tangan saya, menenggelamkan dia di bak mandi”, kata Marca kepada polisi.

Andres Marca, ayah mereka, berkata tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
“Keluarga saya tidak bisa menghakimi apa yang terjadi, hanya Tuhan yang tahu apa yang dilakukannya. Semua itu membuat saya sedih. Saya tidaktahu harus bagaimana, saya serahkan semua urusan ini pada Tuhan”, katanya.


(4) Latisha Lawson (Fort Wayne Indiana, Mei 2011 )

 

 Latisha Lawson, 31 tahun, memaksa anak laki-lakinya bernama Jezaih , 2tahun, meminum minyak zaitun sebagai bagian dari ritual pengusiran setan. Dalam upaya pencekokan itu dia mencekik leher anaknya agar cairan yang masuk tenggorokan tidak dimuntahkannya kembali, namun akibatnya leher si anak patah.
Menurut dia, setan yang bermukim di tubuh anaknya itu bernama Marzon. Dia merasa yakin tubuh anaknya dirasuki setan, dan sering mengutuki dirinya sendiri karena sepanjang masa kehamilannya tidak pernah bersyukur kepada Tuhan.

Keterangan polisi mengatakan jasad anak itu dibungkus plastik dan disimpan setahun lamanya sampai akhirnya ditemukan. Pengacara berkata Lawson menderita gangguan jiwa, namun jaksa dan para juri tidak sepakat. Menurut Jaksa dan para Juri, kondisi Lawson sehat lahir batin; mampu membedakan mana tindakan yang benar dan mana yang salah. Latisa Lawson akhirnya diganjar 45 tahun penjara.


(5). Suster Cornici Vaslui, (Romania, February 2009 )




Suster Cornici diikat tangannya di sebuah salib besar, dibungkam mulutnya menggunakan handuk, lalu dikurung dalam sebuah ruangan gelap tanpa diberi makan. Pada hari ketiga dia dijumpai sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Forensik mengatakan dia meninggal karena tidak bisa bernafas dan dehidrasi.

Sebelum tragedi itu, Maricica Irina Cornici sudah dinyatakan menderita schizophrenia dan dirawat di lingkungan gereja ortodoks Romania setelah berkata dirinya mampu berdialog dengan setan.
“Dia bilang mampu berdialog dengan setan, dan dalam dialog itu setan selalu berkata bahwa dia (Cornici) penuh dosa. Itu adalah gejala awal schizophrenia”, kata Dr. Gheorghe Silvestrovici, psikiatris yang merawatnya.

Meskipun begitu entah kenapa seorang pastor dan empat suster belakangan sepakat untuk mendiagnosanya sendiri, yaitu kesurupan setan, lantas mengadakan ritual yang berujung maut tersebut terhadapnya.

Kasus ini menjadi heboh besar karena Gereja Ortodoks adalah satu-satunya institusi di Rumania yang paling dipercaya. Ritual maut itu dipimpin oleh pastor Daniel Petru Corogeanu. Menurutnya setan telah mengambil-alih tubuh Cornici, dan harus diikat begitu karena menolak minum air suci.



Kita di sini sering sekali mendengar berita, atau menyaksikan sendiri, fenomena kesurupan, termasuk yang terjadi secara masal di sekolah misalnya, namun tidak satu pun berujung maut — atau barangkali ada tapi tidak terliput media mainstream, atau saya kurang banyak membaca, atau entahlah.