Indeks Artikel

5 Mitos Gaib Yang Populer Di Pantai Papuma

Selasa, September 30, 2014 05:00 WIB

5 Mitos Gaib Yang Populer Di Pantai Papuma


Mitos Gaib Yang Populer Di Pantai Papuma

Pantai Pasir Putih Malikan atau yang lebih dikenal dengan nama singkatnya Papuma merupakan salah satu objek wisata yang jadi andalan wisata terbaru kota Jember, Jawa Timur. Pesona pantai yang masih terjaga serta keunikan batu batu karang yang menjadi daya tarik utama Papuma menjadikannya sebagai lokasi wisata alam yang banyak diburu oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Seperti umumnya lokasi lokasi wisata alam di Indonesia, pantai cantik ini tak lepas dari serangkaian mitos dan legenda yang meliputi sejarahnya. Mulai dari batu batu karang misterius hingga rumor korban jiwa yang dikaitkan dengan ratu pantai selatan.


Berikut adalah 5 Mitos Gaib Yang Populer Di Pantai Papuma :


1. Ombak pantai selatan yang rutin memakan korban

Terletak di daerah pesisir Jawa Timur, Pantai Papuma merupakan bagian dari rangkaian pantai selatan Jawa. Sama seperti pantai selatan di daerah daerah lain, pantai ini juga dikenal karena ombaknya yang ganas. Gulungan ombak berkekuatan tinggi Papuma sering mencelakakan wisatawan. Sudah banyak korban yang hanyut terseret ombak Pantai Papuma yang berbahaya.

Karena itulah pihak pengelola menempatkan beberapa papan peringatan bagi pengunjung agar tidak berenang di pantai. Seringnya kecelakaan yang terjadi di sini dikait kaitkan dengan Nyi Roro Kidul, sang penguasa pantai selatan yang konon memang sering mengambil korban manusia untuk dijadikan penghuni kerajaan gaibnya.


2. Pulau tak bernama yang dihuni ular ular berbisa

Salah satu ciri khas Pantai Papuma adalah gugusan batu karang berukuran raksasa yang oleh penduduk setempat disebut pulau atau gunung kecil. Total ada tujuh tonjolan batu karang yang jika dilihat dari sudut tertentu tampak seperti berderet. Masing masing batu memiliki nama, yaitu Dhampar Kencana, Genteng/Kura-Kura, Kodok, Kresna, Narada, dan Kajang.

Ada juga yang menyebutnya Batara Guru, Kresna, Narada, Nusa Barong, dan Kajang. Namun ada sebuah batu karang yang tak memiliki nama sendiri. Batu karang ini dihindari oleh warga setempat. Tak ada yang berani mengunjunginya karena konon karang tersebut dihuni banyak ular berbisa.


3. Batu Malikan

Menurut situs resmi Papuma, malikan yang menjadi asal usul nama pantai ini adalah sebuah batu datar yang mirip kerang raksasa berjajar di sepanjang bentangan pantai yang menghadap ke barat. Karena letaknya yang bersebelahan dengan Pantai Watu Ulo, Papuma pun berbagi sejumlah mitos dan legenda yang sama dengan pantai tetangganya itu.

Batu Malikan konon merupakan tempat di mana Raden Mursada dan Mursaud ( atau Marsudo dan Joko Samudera menurut versi cerita yang lain ) memancing. Di atas batu itulah Marsudo atau Mursada tak sengaja memancing ikan ajaib Raja Mina yang kemudian ia lepaskan. Dan di situ pula kail Joko Samudera atau Mursaud tersangkut ular raksasa yang kemudian dibelah menjadi tiga bagian oleh Marsudo dengan cemeti pemberian Raja Mina.


4. Gua Lawa

Di salah satu bagaian Pantai Papuma terdapat batu karang dengan ceruk kecil yang oleh penduduk setempat dinamakan Gua Lawa atau gua kelelawar. Gua ini tidak selalu bisa dilihat wisatawan. Hanya saat air sedang surut saja Gua Lawa tampak. Menurut mitos yang dipercayai penduduk setempat, gua ini merupakan tempat bersemayam Dewi Sri Wulan, salah satu putri penguasa pantai selatan dan tempat Kyai Mataram bersemedi.


5. Larung sesajen agar panen ikan melimpah

Di Pantai Papuma rutin dilakukan ritual larung sesajen. Persembahan sesajen ini merupakan tradisi yang diselenggarakan pada waktu waktu tertentu. Biasanya warga sekitar ramai ramai mendoakan sesajen tersebut sebelum dihanyutkan ke laut. Tujuan ritual ini adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas kelimpahan panen ikan tahun ini dan tentu saja sebagai bentuk permohonan agar panen ikan terjadi sepanjang tahun.



Sumber : merdeka.com