Indeks Artikel

Menabrak Kucing Membawa Sial (Antara Mitos dan Logika)

Jumat, Oktober 10, 2014 09:24 WIB
Menabrak Kucing Membawa Sial  (Antara Mitos dan Logika)


Pagi ini kulihat seorang supir turun dari angkot yang dikendarainya dengan tergopoh-gopoh, dia berlari melawan arus kendaraan yang sangat ramai di pagi yang dingin. Matanya tampak nanar menatap seekor kucing berwarna hitam yang tampak sedang meregang nyawa. Mukanya pucat pasi sambil mulutnya berkomat-kamit entah apa yang di bacakannya. Sesaat kemudian dia membuka kausnya dan menggunakannya untuk membungkus bangkai kucing yang tadi di tabraknya. Dibungkusnya bangkai itu dengan hati-hati kemudian di bawa ke angkotnya. Tubuh kurusnya mengigil menahan dingin nya hembusan angin pagi ini.

Semua penumpang bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan di lakukan sang supir dengan membawa bangkai kucing itu ke angkotnya. “Maaf bapak-bapak, ibu-ibu, saya ngak bisa narik, mau nguburin kucing ini dulu, saya takut kualat, naik angkot lain saja dulu ya, sekali lagi maaf”, seru nya dengan memelas. Penasaran aku pun bertanya kepadanya. “ kenapa harus di kuburin bang? Eh ini pak, saya takut kualat, minggu lalu teman saya nabrak kucing, bangkainya di buang ke sungai, 3 hari yang lalu mobilnya tabrakan, orang nya meninggal, itu pasti karena kutukan dari kucing itu pak’, jawab si supir dengan bibir bergetar.

“ wah itu musti pake kain kafan bang, apalagi ini kucingnya kucing hitam”, penumpang lain mulai menimpali. “memang nya kenapa pak kalau kucing hitam, tanyaku.” Kalau kucing hitam itu biasanya kucing jadi-jadian pak, hasil jelmaan mahluk halus, makanya lebih berbahaya dari kucing biasa”, sahut si bapak mencoba memberi penjelasan. Wajah si supir terlihat makin pucat pasi, akupun segera berlalu.

Cerita mengenai kutukan kucing yang mati tertabrak sudah sangat sering aku dengar meskipun kebenaran nya masih harus di buktikan. Secara psikologis, seseorang yang habis menabrak kucing biasanya di hantui oleh perasaan bersalah yang dalam. Perasaan itu terus membayangi nya sehingga konsentrasinya nya pun terpecah. Tak heran kemudian banyak kejadian kecelakaan yang menyertai seseorang, setelah menabrak kucing. Seorang temanku sampat tidak bisa tidur, di hantui mimpi buruk ketika dulu menabrak kucing. Kucing itu dia biarkan mati mengelepar di jalan, bayangan kucing yang mengelepar meregang nyawa itu terus hadir dalam kenangannya. Alhasil esok harinya dia malah menabrak trotoar karena melamun. Logikanya jika dalam kondisi yang tidak tenang anda mengendarai kendaraan, tentu resiko mengalami kecelakaan akan jauh lebih besar.

Seorang temanku yang lain pernah juga menabrak kucing, tapi dia menyikapi nya dengan berbeda. Kucing tersebut Cuma di taruh di pinggir jalan saja supaya tidak mengganggu pengendara yang lain. Asumsinya saat itu, si Kucing akan hidup kembali karena konon katanya kucing punya 9 nyawa. Jadi ketika kucing mati akan ada nyawa lain yang akan menggantikannya. Sebagai penggemar nomot Togel, teman ku ini malah menganggap kucing sebagai kode alam. Dalam buku 1001 tafsir mimpi (buku pegangan para penggila togel), kucing dilambangkan dengan nomor 18. Alhasil bukan nya kesialan malah keberuntungn yang dia dapat karena nomor tersebut akhirnya memang benar-benar keluar.

Lain lagi kisah salah seorang warga di kampungku yang bernama pak Beno. Burung Nuri kesayangannya saat itu mati di makan kucing, sejak itu ingatan nya jadi kurang waras, semua kucing yang di temuinya segera di bantai. Puluhan kucing pun akhirnya meregang nyawa karena kegilaannya, Pada akhirnya pak Beno pun tewas mengenaskan tertabrak mobil. Cerita pun segera beredar dengan segala macam versi nya. Kesemuanya bermuara pada kutukan kucing yang mati di bunuh olehnya.

Secara logika, beban psikologis ini memang tidak masuk akal. Apalah artinya nyawa seekor kucing, di bandingkan dengan nyawa manusia. Disadari atau tidak, cerita mistik yang kerap melingkupi kematian seekor kucing membuat takut alam bawah sadar kita. Berikutnya yang lebih berperan adalah sisi mental dari orang yang bersangkutan.

Kisah-kisah seperti di daerahku ini, aku yakin banyak hidup di seluruh daerah di Indonesia. Mitos yang kadang sulit dibuktikan dengan akal sehat namun tetap di yakini kebenaran nya. Kucing dengan segala kisah yang menyertainya telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya di beberapa Negara termasuk juga di Indonesia.

Mitos dan cerita mistik yang berkaitan dengan kucing seringkali kudengar sejak aku masih kecil. Entah benar atau tidak yang jelas masih banyak orang yang meyakini nya. Padahal sejatinya semua takdir, buruk ataupun baik tidak berhubungan dengan kematian seekor kucing.Kesialan atau keberuntungan sesungguhnya adalah takdir yang sudah di gariskan. Bagian-bagian dari fase kehidupan yang memang harus dilewati oleh semua yang hidup. Sial atau untung tergantung kita menyikapinya. Kesialan bagi kita bisa juga berarti keberuntungan buat orang lain, demikian pula sebaliknya.

Lepas dari semua legenda dan mitos-mitos yang menyertainya,sesungguhnya kucing adalah mahluk hidup yang memang dekat dengan kehidupan manusia. Seperti juga hewan-hewan lain seperti anjing, dan Burung.  Rasa sayang terhadap sesama mahluk Tuhan tentu membuat kita sebaiknya menguburkan hewan-hewan yang mati tertabrak di jalan raya, bukan Cuma kucing. 

Oleh :  Wisnu Mustafa (Kompasiana)