Indeks Artikel

Kebudayaan Suku Minangkabau

Minggu, Agustus 30, 2015 17:48 WIB
Suku Dunia ~ Suku Minangkabau atau Minang adalah kelompok etnik yang mendiami Sumatera Barat, Indonesia. Suku ini juga mendiami separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, dan barat daya Aceh.

Bahasa Suku Minangkabau

Bahasa yang digunakan orang Minangkabau adalah bahasa Minang. Bahasa Minang sendiri memiliki berbagai macam dialek tergantung daerahnya masing-masing. Selain itu, orang Minang juga menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu.

Adat Istiadat


Salah satu tradisi Suku Minangkabau adalah Balimau. Balimau merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki alirang sungai dan tempat pemandian. Tradisi ini diwariskan secara turun temurun dan dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad. Latar belakang dari Balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.

Rumah Adat Suku Minangkabau


Rumah adat Minangkabau disebut dengan rumah Gadang. Biasanya, rumah adat tersebut dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam Suku Minangkabau secara turun-temurun. Rumah Gadang dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian muka dan belakang. Bahan yang digunakan umumnya adalah kayu dan sepintas kelihatan seperti bentuk rumah panggung. Rumah gadang ini memiliki atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau yang biasa disebut gonjong. Dahulu, atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Di halaman depan Rumah Gadang, biasanya didirikan dua sampai enam buah Rangkiang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan padi milik keluarga yang menghuni Rumah Gadang tersebut.

Hanya kaum perempuan bersama suaminya beserta anak-anak yang menjadi penghuni Rumah Gadang, sedangkan laki-laki kaum tersebut yang sudah beristri, menetap di rumah istrinya. Jika lak-laki anggota kaum belum menikah, biasanya tidur di surau. Surau biasanya dibangun tidak jauh dari kompleks Rumah Gadang tersebut. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, surau berfungsi sebagai tempat tinggal lelaki dewasa yang belum menikah.

Peninggalan Suku Minangkabau


Dahulu, banyak berdiri kerajaan di wilayah Sumatera Barat. Salah satu kerajaan yang memiliki pengaruh cukup besar adalah Kerajaan Pagaruyung. Peninggalan Kerajaan Pagaruyung ini antara lain berupa arca Bhairawa. Arca Bhairawa adalah patung batu raksasa dan kini menjadi salah satu koleksi pameran utama di Museum Nasional Indonesia. Arca ini menggambarkan "Bhairawa", suatu dewa raksasa dalam aliran sinkretisme Tantrayana, yaitu perwujudan Siwa sekaligus Buddha sebagai raksasa yang menakutkan. Arca ini dikaitkan sebagai perwujudan Raja Adityawarman karena ia adalah penganut Buddha aliran Tantrayana Kalachakra.

Arca raksasa ini aslinya terletak di bukit di tengah persawahan di kompleks percandian Padang Roco, Dharmasraya, Sumatera Barat. Arca ini menghadap ke arah timur dan di bawahnya mengalir sungai Batanghari. Dulu, di tempat strategis itu Bhairawa dengan gagah berdiri memandang ke arah Sungai Batanghari sehingga siapapun yang melewati sungai tersebut akan mudah melihatnya. Dikatakan strategis karena Padang Roco merupakan gerbang masuk melalui Batanghari menuju pusat pemerintahan Kerajaaan Malayu di Sumatera Barat, dan arca raksasa ini berfungsi sebagai markah atau penanda tanah.

Sumber : Google