Indeks Artikel

Sejarah Suku Amungme

Senin, Desember 28, 2015 20:30 WIB
Suku Dunia ~ Amungme adalah suku bangsa yang bermukm dalam wilayah desa Kwamki, sebagai bagian wilayah administratif Mimika Timur, dan kelompok lainnya bermukim di lembang Arowandap dan Alama yang termasuk Kecamatan Akimuga. Kedua Kecamatan ini bagian dari wilayah Kabupaten Fakfak, Papua.
sumber gambar : cerita-indonesian.blogspot.com
Kawasan kediaman kelompok ini berada di lingkungan hutan yang heterogen terletak pada ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.

Sampai batas tertentu desa Kwamki itu dapat dicapai dengan kendaran darat atau melalui sungai, meskipun terakhir harus dengan jalan kaki yang keseluruhannya memakan waktu sekitar tujuh jam.

Kecamatan Akimuga bisa dicapai lewat sungai dengan perahu dayung selama tiga hari dan dilanjutkan dengan jalan kaki selama dua hari.

Daerah terpencil ini dapat pula dicapai dengan pesawat tipe Cessna atau helikopter. Daerah ini mulai dimasuki Missionaris Katolik pada tahun 1939. Di Kecamatan ini pula pada tahun 1971 dibangun kota Tembagapura yang super modern yang pada tahun 1991 berpenduduk 5.000 jiwa. Di sekitar Tembagapura ini daerah permukiman orang Amungme dengan kehidupan yang belum layak, misalnya banyak anak-anak kekurangan gizi, dengan busana yang minim seperti koteka.

Data tahun 1981 orang Amungme di desa Kwamki terdaftar sekitar 3.000 jiwa. Data penduduk Kecamatan Mimika Timur tahun 1990 menunjukkan jumlah 25.000 jiwa yang tersebar dalam delapan buah desa. Beberapa jumlah orang Amungme pada tahun yang lebih akhir di desa Kwamki atau di desa-desa lain dalam kecamatan tersebut tidak jelas.

Pada tahun 1991 jumlah penduduk Kecamatan Akimuga sekitar 15.000 jiwa dan mayoritas orang Amungme.

Orang Amungme yang berciri Melanesoid ini mempunyai bahasa sendiri yaitu bahasa Amungme yang digunakan dalam komunikasi antara sesama mereka.

Dengan orang di luar kelompoknya, mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Orang Amungme bertetangga dengan beberapa kelompok lain. Di bagian timur, mereka bertetangga dengan orang Moni dan orang Mee (Ekagi), di bagian barat bertetangga dengan orang Lani dan orang Ndugwa, sedangkan di bagian selatannya berdiam orang Nafaripi.

Sumber : Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia oleh M. Junus Melalatoa