Indeks Artikel

Misteri Penemuan (Katanya) Bahtera Nuh di Gunung Ararat, Turki?

Rabu, Januari 06, 2016 08:59 WIB
Ilustrasi Bahtera Nuh

Beberapa tahun yang lalu ada sebuah penemuan yang menghebohkan dunia. Bahtera Nuh telah ditemukan di Gunung Ararat. Kisah tentang penyelamatan Nuh dengan menggunakan Bahtera terdapat dalam dua Kitab Suci milk agama Kristen (Alkitab) dan Islam (Al-quran). Sekarang ini banyak spekulasi yang muncul mengenai dimana letak pemberhentian bahtera tersebut. Dan yang paling terkenal adalah lokasi Gunung Ararat.
Kisah ini bermula pada tahun 1959, ketika seorang Kapten tentara Turki yang bernama Llhan Durupinar menemukan bentuk yang tidak biasa saat memeriksa foto udara negaranya. Tampak sebuah bentuk halus yang berukuran lebih besar dari lapangan sepak bola, berdiri diantara medan kasar dan berbatu di ketinggian 13.000 kaki dari permukaan laut, di dekat perbatasan Turki dengan Iran.
Tanah pegunungan di wilayah tersebut awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Armenia, negara yang berusia ribuan tahun dan sering dianggap sebagai "bangsa Kristen pertama", sampai Turki mengambil alih wilayah itu pada awal abad ke-20.
Kapten Durupinar yang sering membaca Kitab Tabuat dalam Alkitab dan serta kisah tentang Gunung Ararat di Turki, tapi ia enggan untuk segera mengampil kesimpulan. Wilayah ini sangat jauh, namun dihuni oleh desa-desa kecil. Tidak ada laporan sebelumnya dari obyek aneh ini sebelumnya. Jadi ia memberikan negatif fotografi kepada ahli fotografi udara terkenal bernama Dr. Brandenburger, di Ohio State University.
Brandenburger merupakan orang yang bertanggung jawab untuk menemukan basis rudal Kuba selama era Kennedy dari foto pengintaian, dan setelah berhati-hati mempelajari foto itu, ia menyimpulkan:. "Saya tidak ragu sama sekali, bahwa objek ini adalah sebuah kapal Dalam seluruh karir saya, saya tidak pernah melihat sebuah objek seperti ini pada foto stereo".
Citra Yang Diperkirakan Bahtera Nuh Melalui Udara

Pada tahun 1960 gambar [atas] diterbitkan di majalah LIFE dengan judul Noahs Ark? Pada tahun yang sama sekelompok orang Amerika disertai Kapten Durupinar pergi ke situs tersebut. Mereka berharap dapat menemukan artefak atau sesuatu yang terkait dengan kapal. Mereka melakukan beberapa penggalian di daerah itu tetapi belummenemukan apa-apa, karena semuanya telah berubah menjadi bentukan alam.
Pada tahun 1977 Ron Wyatt mengunjungi situs itu. Setelah memperoleh izin resmi, Ron dan kawan-kawannya melakukan penelitian yang lebih menyeluruh selama beberapa tahun. Mereka menggunakan survei logam deteksi, melakukan radar scan di bawah permukaan, dan analisis kimia dan temuan mereka sangat mengejutkan. Mereka menyatakan bahwa kayu yang diambil dari situs ini berusia 2.800 SM. Bukti itu tak terbantahkan. Mereka menyatakan bahwa benar ini adalah Bahtera Nuh.
Bukti paling signifikan yang ditemukan dari situs ini adalah sepotong kayu membatu. Ketika pertama kali ditemukan itu tampak sebagai balok besar. Tapi setelah pemeriksaan lebih dekat itu sebenarnya tiga buah papan yang telah dilaminasi bersama-sama dengan beberapa jenis lem organik. Ini adalah teknologi yang sama digunakan dalam kayu lapis modern. Laminasi membuat kekuatan total kayu jauh lebih besar dari kekuatan gabungan dari potongan-potongan. Hal ini menunjukkan pengetahuan konstruksi jauh melampaui apa pun yang kita tahu ada di dunia kuno.
Artefak Yang Ditemukan Di Situs Bahtera Nuh

Detektor logam sensitif juga menemukan hal yang mengejutkan. Tim menemukan cakram besar berbentuk paku keling. Dari pengamatan terlihat bahwa paku keling tersebut dipalu setelah dimaksukkan ke lubang bawah.
Sebuah analisis dari logam mengungkapkan bahwa paku tersebut terbuat dari besi (8,38%), aluminium (8.35%) dan titanium (1,59%). Aluminium terbuat dari campuran logam. Aluminium tidak langsung didapatkan dari alam. Ini berarti telah ada pengetahuan yang sangat canggih dalam bidang metalurgi dan rekayasa. Karakteristik dari paduan besi-aluminium telah diteliti oleh Bulletin Kimia Rusia (2005) dan mengungkapkan bahwa paduan tersebut membentuk lapisan tipis aluminium oksida yang melindungi bahan dari karat dan korosi. Penambahan titanium akan memberikan kekuatan tambahan. Hal ini tampaknya telah bekerja. Paku keling telah bertahan dari zaman kuno hingga kini.
“Sampai sekarang belum dikatakan bahwa 100 % itu adalah Bahtera Nuh, tetapi 99% telah dapat diyakini bahwa itu adalah Bahtera Nuh”.

Sumber: