Indeks Artikel

4 Legenda Perempuan Cantik Cina Kuno Bag 1 : Zhao Feiyan Dari Penari Menjadi Permaisuri

Kamis, Februari 18, 2016 18:47 WIB

Negeri Cina yang peradabannya telah berdiri sejak ribuan tahun tentunya memiliki beragam kisah menarik yang untuk selalu dibahas hingga kini. Peninggalan peradaban bangsa ini tidak hanya dalam wujud benda atau yang berhubungan dengan arkeologi tetapi juga mitos dan legenda. Salah satu legenda yang terkenal dari bangsa ini adalah cerita 4 perempuan cantik dari negeri Cina. Mereka terkenal tidak hanya karena kecantikannya tetapi juga karena pengaruhnya dalam pemerintahan yang bahkan dapat membuat kehidupan istana bergejolak. Siapa sajakah mereka?

Zhao Feiyan

Kisah perempuan ini hampir mirip dengan dongeng Cinderella, seorang perempuan biasa yang akhirnya dapat menjadi penjadi pendamping seorang penguasa. Zhao Feiyan dalam bahasa Cina berarti “Flying Swallow” atau layangan terbang. Julukan ini diberikan karena ia dapat menari dengan indah dan elegan seperti seekor burung. Bahkan menjadi penari yang paling terkenal selama Dinasti Han (206 SM-220 M).
Lukisan Zhao Feiyan

Periode kehidupannya cukup singkat selama 32 SM-1 M. Zhao Feiyan merupakan perempuan cantik yang berasal dari keluarga biasa. Awalnya ia menjadi seorang penari bagi keluarga Putri Yang. Kemampuan dan bakat menari Zhao Feiyan, membuat Kaisar Cheng (Kaisar Dinasti Han saat itu) menjadi tertarik. Kaisar pun menjadi terpikat akan pesonanya dan menjadikannya selir. Bersamaan dengan itu pula, Hede, adik Zhao Feiyan juga dijadikan selir.
Zhao Feiyan Menari Seperti Di Atas Awan

Semenjak memasuki istana, Zhao Feiyan sangat disayangi oleh Kaisar. Hal ini membuat posisi penari ini menjadi kuat. Puncaknya, Kaisar membuang permaisurinya, menjadikan Zhao Feiyan sebagai permaisuri baru. Tentu saja hal ini menjadi perdebatan di kalangan istana, karena status sosial Zhao Feiyan yang rendah. Kaisar sangat menyangngi Zhao Feiyan dan tidak bisa lepas darinya. Meskipun demikian ada satu masalah, bahwa Zhao Feiyan tidak dapat memberikan keturunan bagi sang Kaisar. Berbagai cara telah dilakukan agar Zhao Feiyan dapat hamil, tetapi tidak ada yang berhasil.
Maka, Kaisar mulai tidur dengan gundik dan selirnya yang ada di istana. Hal ini membuat Zhao Feiyan cemburu dan marah. Setiap ada gundik dan selir yang hamil, maka akan dipaksa untuk aborsi dan membunuh setiap anak yang hidup. Akhirnya, Kaisar tidak pernah memiliki keturunan. Ketika Kaisar Cheng meninggal, Zhao Feiyan ditangkap dan dihukum mati, tetapi sebelum hukuman mati terjadi, terlebih dulu Zhao Feiyan telah bunuh diri.