Mulai dari mitos, legenda serta sejarah telah membuktikan bahwa perempuan kuno memiliki kecantikan dan keindahan yang mampu menguatkan atau menghancurkan seseorang bahkan bangsa. Meskipun demikian tidak semua perempuan tersebut hanya mengandalkan daya tarik fisik saja. Berikut ini adalah perempuan yang hidup pada periode sebelum masehi hingga awal masehi yang membuat dunia “bergoyang” serta mampu menorehkan namanya dalam sejarah peradaban manusia.
Nefertiti
Nefertiti, yang berarti "wanita cantik telah datang" alias Neferneferuaten adalah ratu Mesir dan istri dari Firaun Akhenaten / Akhenaten. Sebelum perubahan agamanya, suami Nefertiti ini dikenal sebagai Amenhotep IV. Ia memerintah dari tengah abad ke-14 SM. Dia memainkan peran untuk agama baru Akhenaten yang terdiri dari tiga trias yaitu tuhan Akhenaten Aten, Akhenaten, dan Nefertiti.
Asal Nefertiti ini tidak diketahui. Dia mungkin adalah putri Mitanni atau putri Ay, saudara dari ibu Akhenaten, Tiye. Nefertiti memiliki 3 anak perempuan di Thebes. Setelah keluarga kerajaan Akhenaten pindah ke Tell el-Amarna, Sang Ratu memiliki lagi 3 anak perempuan.
Pada Februari 2013, Harvard Gazette mengeluarkan artikel yang mengatakan bahwa bukti DNA menunjukkan Nefertiti mungkin ibu Tutankhamun (anak Firaun yang makamnya ditemukan oleh Howard Carter dan George Herbert pada tahun 1922). Seperti ditunjukkan dalam gambar, Ratu Nefertiti tampak indah karena mengenakan mahkota biru khusus. Namun gambar tersebut masih diragukan, apakah gambar tersebut merupakan gambaran Ratu Nefertiti atau suaminya, Firaun Akhenaten, karena sulit membedakan keduanya.
Helen
Demi satu perempuan ini ribuan orang mati untuknya. Para pria mencoba untuk menculiknya. Dia sangat fenomenal dan nyata, tapi sayangya tanpa potret kontemporer. Berikut adalah gambaran Helen dari artis pada abad ke-5 SM atau ke-7 SM setelah Perang Troya. Helen of Troy dan Perang Troya adalah pusat sejarah awal Yunani kuno.
Helen adalah obyek salah satu kisah cinta paling dramatis sepanjang masa dan salah satu alasan utama untuk perang selama sepuluh tahun antara Yunani dan Trojan, yang dikenal sebagai Perang Troya. Demi memperebutkannya diluncurkan seribu kapal perang Yunani yang berlayar ke Troy untuk mengambil Helen. Puisi-puisi yang dikenal sebagai Siklus Perang Troya adalah puncak dari banyak mitos tentang para prajurit Yunani kuno dan pahlawan yang berjuang serta mati di Troy. Mitosnya, Helen memiliki garis keturunan para dewa. Helen dianggap sebagai putri raja para dewa, Zeus. Ibunya bernama Leda, istri raja Sparta, Tyndareus.
Batsyeba
Perempuan satu ini mungkin tidak terlalu cantik, tapi dia cukup menggoda untuk mendapatkan perhatian David, raja orang Yahudi. Bagian Alkitab dari Samuel II mengatakan bahwa David membunuh suami Batsyeba sehingga unttuk menikahinya.
Hubungan antara Batsyeba dan Raja Daud tidak dimulai dengan baik, tapi kemudian dia menjadi istri setia dan ibu dari Raja Salomo, penguasa paling bijaksana di Israel.
David dan Batsyeba berzinah ketika suaminya, Uria, orang Het, sedang pergi berperang. Ketika Batsyeba hamil, David mencoba untuk mengelabui Uria, dengan membuat Uria mau tidur dengan istrinya sehingga akan terlihat bahwa anaka yang diakndung Batsyeba seperti anak Uria. Tetapi Uria menolaknya. David kemudian membuat rencana dengan mengirim Uria ke garis depan pertempuran dan kemudian ditinggalkan oleh tentaranya. Ia pun berakhir tragis, karena ia dibunuh oleh musuh. Setelah Batsyeba selesai berkabung karena kematian Uria, David menjadikannya istri. Tapi tindakan Daud ini tidak disenangi Allah, dan bayi Batsyeba yang lahir kemudian mati.
Batsyeba melahirkan putra Daud lainnya, termasuk Solomon. Allah begitu mengasihi Salomo bahwa nabi Natan memanggilnya Jedidiah, yang berarti "dikasihi TUHAN." Batsyeba adalah istri David yang setia dan dia juga sangat setia kepada anaknya Salomo serta memastikan ia menggantikan Daud sebagai raja, meskipun Salomo bukan anak sulung Daud. Batsyeba adalah salah satu dari hanya lima perempuan yang tertulis dalam silsilah Yesus Kristus (Matius 1: 6).