Indeks Artikel

Kisah Banjir Besar Pada Masa Kuno di Bumi

Selasa, April 12, 2016 05:14 WIB
Salah satu kisah yang sangat familiar serta menjadi misteri bagi umat manusia adalah kisah mengenai banjir besar yang pernah terjadi di bumi pada ribuan tahun yang lalu. Tentunya kisah ini tidak hanya diwariskan secara lisan tetapi juga kisah ini ada di dalam Kitab Suci beberapa agama seperti Islam, Kristen, Hindhu serta beberapa kepercayaan kuno. Bangsa Sumeria yang peradabannya merupakan yang tertua di dunia juga mencatat kisah ini.

Menurut Bangsa Sumeria kuno kota Eridu (kini menjadi kota Abu Shahrain-Irak) diyakini menjadi kota pertama yang didirikan di bumi ini pada sekitar 5400 SM. Kota ini merupakan asal dari Dewa Enki. Eridu dianggap sebagai kota para dewa di Mesopotamia kuno, seperti Teotihuacan yang terletak di Mesoamerika, yang dianggap sebagai kota para dewa. Sementara itu menurut Kitab Raja Sumeria menyatakan bahwa Eridu adalah "kota raja pertama," dinyatakan dalam ayat seperti ini: "Setelah kerajaan yang turun dari surga, kerajaan itu di Eridu".
“The Eridu Genesis” (semacam Kitab Kejadian dari Eridu) adalah Text Sumeria kuno yang menggambarkan penciptaan dunia, penemuan seluruh kota kuno dan banjir besar yang melanda seluruh negeri. “The Eridu Genesis” diyakini telah disusun sekitar tahun 2300 SM, adalah catatan yang dikenal paling awal untuk banjir besar, mendahului kisah banjir besar yang populer dalam Kitab Kejadian dalam Alkitab.
“The Eridu Genesis” adalah kisah di mana Utnapishtimdiperintahkan oleh para dewa untuk membangun sebuah kapal besar dan mengumpulkan para “benih hidup”. Jika kita melihat kembali teks-teks Sumeria dan catatan mitologinya, kita akan menemukan bahwa pada awalnya, dewa hidup mirip manusia dan memerintah di Bumi. Ketika mereka “tiba” ke planet kita, banyak pekerjaan yang harus dilakukan, oleh karena itu mereka bekerja keras dengan menggali dan mengolah tanah untuk membuatnya layak huni serta mengeluarkan mineral berharga dari dalam perut Bumi.
The Eridu Genesis

Tablet Kuno Sumeria menyebutkan bahwa sebelum banjir besar menyapu Bumi, para Dewa meninggalkan planet ini menuju langit agar aman dan kembali ke bumi setelah banjir besar berakhir. Dalam kisah mengenai dewa-dewa ini terdapat beberapa bagian dari cerita yang masuk akal sementara bagian lain tidak, seperti ketika para Dewa terbang ke langit yang hal dianggap mustahil.
Menariknya, kisah Nuh yang merupakan kisah paling populer mengenai banjir mungkin menggambarkan cerita yang sama seperti yang terlihat dalam Epic of Gilgamesh, yang mendahului Alkitab. Cerita banjir lainnya ditemukan di antara budaya yang berbeda di seluruh belahan dunia. Kemiripan dengan cerita Sumeria lainnya yaitu Kisah Raja Dravida yang bernama Manu yang berkaitan dengan Avatar Matsya Purana (baca link ini:   http://www.sejarahdk.com/2015/09/10-perwujudan-reinkarnasi-dewa-wisnu-di.html)

Ilustrasi Kisah Manu 


 Utnapishtim dalam Epos Gilgamesh dan narasi banjir ditemukan dalam Kitab Kejadian dalam Alkitab. Menariknya, orang Yunani kuno memiliki dua mitos serupa yaitu  The Deucalion dan banjir Zeus dalam Buku I dari Ovid Metamorphoses. Para peneliti berspekulasi bahwa “Eridu Genesis” bisa menjadi rekor pertama yang pernah ditulis dari tradisi lisan panjang dalam periode sejarah pada 2800/2300 SM, saat permukaan sungai Efrat diyakini telah meningkat yang menyebabkan banjir besar di wilayah tersebut.  Menariknya, menurut penggalian di kota kuno Ur (baca link inihttp://www.sejarahdk.com/2016/03/urbanisasi-dan-kehancuran-kota-kota.htmltahun 1922, mengungkapkan ditemukan lapisan delapan kaki garam dan tanah liat yang mendukung klaim bahwa bencana banjir nyata terjadi ada di daerah ini sekitar 2800 SM.