Indeks Artikel

Mengenal Suku Lembak

Selasa, April 05, 2016 10:23 WIB
Suku Dunia ~ Lembak adalah suatu kelompok etnik yang bermukim di beberapa Kecamatan di Kota madya Bengkulu, serta beberapa kabupaten di sebelah timur kota Bengkulu, yakni di Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Tengah. 


Tempat tinggal mereka merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, dengan pola perkampungan yang mengelompok padat.

Menurut perkiraan mereka berasal dari lembah Sungai Musi-Rawas di Palembang. Hal ini diperkuat dengan bukti-bukti adanya persamaan dalam sistem kekerabatan dan bentuk-bentuk peralatan rumah tangga yang dikembangkan oleh kedua kelompok masyarakat ini. Jumlah mereka diperkirakan sekitar 100.000 jiwa.

Bahasa orang Lembak ialah bahasa Buang, yang masih serumpun dengan bahasa Melayu. Seperti halnya suku bangsa lain di Bengkulu, antara lain orang Rejang dan Serawai, orang Lembak juga memiliki tulisan asli yang disebut Surat Ulu. Mata pencaharian pokok orang Lembak adalah bercocok tanam di sawah dan ladang.

Garis keturunan orang Lembak ditarik secara bilateral. Pola menetap sesudah nikahnya bermacam-macam. Selain yang mengikuti pola menetap neolokal, ada pula pasangan pengantin yang menetap di kediaman kerabat suami (karena perkawinan dengan adat bejojoh) atau di kediaman kerabat istri (karena perkawinan semendo).

Sistem kemasyarakatan Lembak pada dasarnya sama dengan yang berlaku pada orang Rejang dan Serawai. Dusun-dusun yang bergabung membentuk marga dipimpin oleh seorang pasirah. Di bawah marga terdapat kepemangkuan yang diawasi oleh mangku serta wakilnya, yaitu penggawa. Dalam menjalankan kepemimpinannya, para pemimpin adat didampingi oleh ahli-ahli di bidang keagamaan, seperti imam, khatib, dan sebagainya.

Walaupun sebagian besar masyarakat masih menganut kepercayaan animisme, orang Lembak pada masa kini adalah pemeluk agama Islam. Pengaruh agama Islam tampak dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Lembak.

Sumber : Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia oleh M. Junus Melalatoa