Ilustrasi Piramida Yang Ada Di Kota Kuno Mu'a
Tongatapu adalah pulau paling selatan Tonga, dimana di tempat ini ditemukan situs megalitik yaitu kota yang hilang bernama Mu’a. Sisa-sia peradaban yang mengesankan yaitu Trilithon dari batu besar yang dikenal sebagai Ha’amonga Maui yang berarti Thea Arc atau Burden of Maui. Diperkirakan bahwa penduduk kuno di kerajaan yang hilang tersebut telah membuat berbagai gerabah yang penyebarannya mencakup seluruh wilayah Pasifik Barat. Struktur megalith Trilithon ini terdiri dari dua batu tegak yang di atas keduanya ditaruh lempengan batu secara horisontal, yang membuat bentuk megalith ini tampak seperti gapura. Mereka juga membangun perlabuahn, piramida, dan sistem jalan yang semunya telah berkembang dengan baik. Hal yang menjadi pertanyaan adalah apa alasan kota Mua’ ditinggalkan oleh penduduknya.
Tonga atau Kerajaan Tonga merupakan negara kepulauan di selatan Samudera Pasifik yang terdiri dari 176 pulau yang tersebar di wilayah 700.000 kilometer persegi di Pasifik Selatan. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada sekitar 1500-1000 SM. Merekalah yang kemudian mendirikan kota Mua’a. Tidak banyak catatan tentang Tonga yang diketahui sebelum kolonisasi Eropa yang tersisa adalah sejarah lisan dari orang Eropa. Kapal pertama Belanda tiba di Tonga pada 1616.
Namun sisa-sisa gerabah yang ditemukan di Tongatapu mirip dengan yang ditemukan di beberapa pulau Melanesia. Mereka diidentifikasi bagian dari penduduk Lapita (masyarakat berbahasa Austronesia). Masyarakat inilah yang memperkenalkan budaya Polinesia ke Tonga. Beberapa bukti yang ditemukan di Tongatapu menunjukkan bahwa ada sebuah pangkalan angkatan laut milik sebuah kerajaan Pan Pacific yang telah tinggal di kepulauan ini selama beberapa ribu tahun dan telah musnah tidak lama sebelum kedatangan Eropa.
Megalith Trilithon
Menurut mitos di masyarakat Tonga kuno, pulau-pulau di Tonga pertama kali didiami sekitar 3500 tahun yang lalu oleh para pelaut dari kepualuan barat Indonesia yang belayar ke Kepulauan Pasifik di luar New Guinea. Pergerakan mereka ini dengan membawa penemuan tembikar khas Lapita, orang-orang Lapita lalu berpindah keluar ke Pasifik barat. Ketika mereka sampai di Kepulauan Solomon, ternyata sudah dihuni. Mereka pun mencari tempat di kepulauan Vanuatu dan di kepulauan tak berpenghuni yang ada Fiji, Tonga dan Samoa. Arkeolog berspekulasi bahwa orang-orang Lapita ada selama sekitar 1.000 tahun tetapi kemudian secara tiba-tiba penggunaan tembikar berhenti dan teknologinya hilang.