Indeks Artikel

The Moon Of Rabbit: Kisah Kelinci Sang Penjaga Bulan

Kamis, Maret 09, 2017 16:28 WIB
       Berakhirnya Perang Dunia II, membuat bangsa – bangsa memasuki babak baru yaitu era perang dingin. Salah satu hal yang terlihat menonjol dari periode ini adalah perlombaan menggapai langit. Negara – negara adikuasa memulai mencipakan teknologi untuk dapat pergi ke bulan. Dan Amerika menjadi negara pertama yang berhasil mencapai bulan. Pencapaian ini membuat manusia  tahu “wajah” bulan yang sebenarnya.
Sebelumnya, setiap ancient civilization  memiliki opini yang berbeda – beda yang terhadap bulan yang oleh masyarakat sekarang dianggap sebagai legenda. Misalnya penduduk yang ada di Semenanjung Asia Timur seperti Cina, Korea, dan Jepang yang memiliki cerita “Moon Of Rabbit” yang divisualisasikan dengan menggunakan lesung dan alu. Dalam mitologi Cina, Kelinci Bulan mencampur ramuan keabadian. Diceritakan bahwa Kelinci bulan adalah pendamping dari Chang'e, seorang dewi yang juga tinggal di bulan. Chang'e sendiri, dalam beberapa cerita, disebut sebagai manusia fana yang berteman dengan beberapa dewa terbuang, kemudian ia mengkomsumsi terlalu banyak ramuan keabadian dan melayang ke bulan. Cerita lain mengatakan ia mengkonsumsi ramuan keabadian untuk mengapung ke bulan agar dapat melarikan diri dari suaminya.

Di Cina, kelinci bulan biasanya disebut 'Yue Tu' yang berarti "kelinci bulan". Namun, kelinci bulan juga disebut 'yu tu' atau "Jade Kelinci", dan kadang-kadang Kakek Kelinci, Kelinci Gentleman, Tuhan Kelinci, dan Kelinci Emas. Ia tinggal di bulan dengan katak dan dapat dilihat setiap tahun ketika bulan tampilan penuh pada Mid-Autumn Dayatau 15 Agustus.
Dalam salah satu legenda diceritakan bahwa 500 tahun yang lalu di sebuah daerah di sekitar Beijing, terjadi wabah mematikan dan mulai membunuh banyak. Satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan kota dari epidemi ini adalah Kelinci Bulan. Chang'e mengirim Kelinci Bulan ke bumi untuk mengunjungi setiap keluarga dan menyembuhkan mereka dari wabah ini. Ia tidak meminta apa-apa kecuali beberapa pakaian yang membuatnya dapat berubah menjadi pria dan wanita. Setelah menyembuhkan kota dari wabah, ia pun kembali ke bulan.
Pada masa sekarang Chang’e dan Kelinci Bulan dipuja ketika pertengahan musim gugur, ketika pristiwa bulan purnama dari bulan lunar kedelapan. Sebuah altar terbuka diatur menghadap bulan dengan kue-kue yang dipercaya akan dapat menyerap berkah nya. Dipercaya bahwa berkat Chang'e akan memberikan kecantikan, dan umur panjang.


Dalam tradisi Jepang dan Korea Moon Of Rabbit berhubungan dengan pembuatan kue beras sederhana dengan lesung dan alu nya. Kemungkinan besar, mitos Moon Of Rabbitberasal dari Cina, dan mulai berkembang pada dinasti Han dan Qin. Kaitan Moon Of Rabbit dengan keabadian mulai memudar ketika munculnya Buddhisme, yang menjanjikan keabadian spiritual yang melampaui dunia fisik. Banyak kontak China dengan Jepang dan Korea yang melibatkan biksu Cina. Kemudian biksu ini membawa gagasan baru dan adat istiadat Cina, termasuk versi baru Moon Of Rabbit, yang mana ramuan keabadian diganti dengan kue beras.