Indeks Artikel

Sejarah Suku Blagar

Selasa, April 19, 2016 16:10 WIB
Suku Dunia ~ Blagar berdiam dalam wilayah Kecamatan Pantar dan Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Anggota Suku bangsa ini relatif tidak besar dan tidak ada data berapa jumlah mereka yang sesungguhnya di antara keseluruhan penduduk kedua kecamatan tersebut di atas.


Pada tahun 1986 jumlah penduduk Kecamatan Pantar di Pulau Pantar itu 32.359 jiwa, dan penduduk Kecamatan Alor Barat Laut 61.413 jiwa. Hasil penelitian Wakidi et al (1989) tentang Morfo sintaksis Bahasa Blagar menunjukkan persebaran bahasa ini tidak begitu luas di kedua Kecamatan tadi. Persebaran di desa-desa Kecamatan Pantar adalah di Desa Batu yang meliputi tiga kampung, yaitu kampung Tuabang, Bikolang, dan Kolijahe, dan di Desa Nule meliputi dua kampung, yaitu kampung Nuhawala dan Treweng. Persebaran bahasa Blagar di Kecamatan Alor Barat Laut berpusat di dua desa, yaitu Desa Reta dan Desa Pura.

Bahasa Blagar mempunyai tiga macam dialek, yakni dialek Kolijahe, Pura, dan Reta. Masing-masing pemakai dialek tadi dapat memahami dialek yang lainnya. Sampai sekarang bahasa atau dialek tadi masih dipakai dalam rangka upacara-upacara adat, misalnya upacara daur hidup seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian. Bahasa itu dipakai pula dalam rangka upacara minta hujan, panen, dan lain-lain. Dalam upacara semacam itu sering muncul bahasa yang bernilai kesusastraan. Namun pada masa ini kalangan generasi muda sudah kurang menaruh perhatian terhadap Blagar ini. Mereka lebih suka menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Melayu Alor Blagar, karena takut dianggap kurang terpelajar atau dirasa kurang bergengsi. Baca juga Sejarah Suku Alor

Hal ini dipengaruhi oleh semakin lancarnya hubungan antara anggota berbagai kelompok etnik yang ada. Itulah pula sebabnya menjadi sulit untuk mengetahui secara pasti jumlah penutur bahasa tersebut atau mengetahui jumlah anggota suku Munandjar Widyatmika et al (1985) dalam Peta Sejarah Provinsi Nusa Tenggara Timur memperlihatkan bahwa kota Kabir di Pulau Pantar dan kota Kalabahi di Pulau Alor adalah pusat-pusat penyebaran agama Islam pada abad ke 15 dan 16. Penyebaran ke Kabir datang dari Makassar, Sulawesi Selatan, sedangkan penyebaran ke Kalabahi datang dari Ternate, Maluku dan selanjutnya datang dari Bima, Jawa, dan Minangkabau. Baca juga Sejarah Suku Bima

Di tengah alam kepulaua yang berbukit-bukit dengan jenis tanah litosol, umumnya mereka hidup dari pertanian dan menangkap ikan. Dalam pertanian mereka menanam jagung dan ubi jalar.

Bahasa Blagar adalah salah satu dari 13 bahasa yang ada di Kepulauan Alor, yakni bahasa-bahasa Alor, Lemma, Tewa, Nedebang, Keian, Kabola, Kui atau Kiraman, Kafoa, Abui, Woisika, Kolana, Tanglapui, dan Blagar. Sumber lain menyebutkan bahwa di Kepulauan Alor ini terdapat tidak kurang dari 40 buah bahasa, suatu jumlah yang cukup besar untuk sebuah Kabupaten seperti Alor ini.

Sumber : Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia oleh M. Junus Melalatoa