Indeks Artikel

Drama Dan Opera Kuno, Tidak Hanya Sekadar Seni Tapi Juga Mitos

Selasa, Agustus 02, 2016 19:28 WIB

Dalam sejarah drama kuno, awalnya merupakan bagian dari festival kesuburan Yunani untuk Dionysus. Orang – orang akan menari dengan alunan musik. Tujuan festival ini adalah memohon kepada Tuhan untuk kelangsungan kehidupan pada tahun depan serta kesempatan untuk menghormati dewa dan berterima kasih padanya untuk semua yang telah ia berikan. Kegiatan ini disertai dengan pemberian korban, yang terkadang korban tersebut hanyalah sebuah simbolik. Drama Yunani yang menjadi bagian dari kegiatan peribadatan ini, pertunjukkannya dijadwalkan. Hal ini agar tidak terjadi hiruk pikuk massa yang ingin menonton. Festival dan pertunjukan teater menjadi hiburan masyarakat saat itu yang paling banyak ditonton, terutama komedi. Mereka juga mengkombinasikan visual, aural, dan seni pertunjukan dalam satu paket. Sebagian besar drama Yunani kuno adalah paduan suara.
Sejarah opera kuno tercipta sebagai perluasan dari kreatifitas drama Yunani. Awalnya, semua karakter yang dimainkan dalam opera diambil dari mitologi Yunani dan Romawi serta plotnya mirip dengan kisah – kisah tragedi Yunani kuno. Menyanyi, menari, musik instrumental, dan dialog menjadi karakter utama dalam opera ini. Opera Yunani lebih banyak ditonton daripada drama. Cerita kuno sering ditampilkan karena orang – orang mengetahui cerita bagaimana nenek moyang mereka hidup dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Meskipun demikian, cerita opera tidak berhubungan dengan keagamaan, hanya sekitar tentang sejarah pada masa lampau.

Awalnya opera adalah drama tetapi bukan komedi. Plot opera yang sering mengambil cerita dari mitos ditulis oleh Ovid dan Virgil. Salah satu cerita yang paling populer adalah cerita Apollo. Opera pertama disebut Dafne yang mempertunjukkan cerita tentang cinta Apollo dengan Daphne. Dalam mengejar cinta Daphne, Apollo selalu mendapatkan penolakkan. Hal ini karena ia telah dikutuk oleh Cupid sebagai balasan karena Apollo telah membual tentang kehidupan cintanya. Akhirnya Daphne berubah menjadi pohon pinus hingga sisa hidupnya agar dapat melarikan diri dari kejaran cinta Apollo.
Meskipun opera bercerita tentang mitologi Yunani, tetapi pertunjukkannya tidak bertujuan untuk menyembah para dewa. Dua tokoh opera populer lainnya adalah Orpheus dan Eurydise. Banyak cerita opera yang telah ditulis tentang mereka, kebanyakan berakhir dengan tragis. Salah satu adalah cerita opera mereka ditulis oleh Monteverdi yang disebut La Favola d'Orfeo.  Di dalam kisah ini, Eurydice mati dan Orpheus mengejarnya. Dia akhirnya dibantu oleh Apollo, yang membawa Orpheus dan Eurydice sampai ke Gunung Olympus untuk tinggal bersama-sama dengan para dewa untuk selama-lamanya. Dalam mitos aslinya, Orpheus adalah anak dari Apollo. Banyak versi opera tentang Orpheus dan Eurydise menggilangkan tokoh Apollo.


Opera tidak berevolusi sendiri. Ia dipengaruhi oleh drama Yunani Kuno, dan bahkan dapat dianggap sebagai kelanjutan dari gaya drama. Mereka memang memiliki elemen, plot, dan ide-ide yang sama, serta populer di masyarakat umum. Tetapi tujuan mereka berebeda, kemudian drama tidak lagi diperlukan untuk mengajar agama atau memiliki makna religius.