Peradaban Mycenaean berlangsung pada akhir zaman Perunggu lebih tepatnya pada abad ke-15 SM sampai 13 SM. Pengaruh peradaban ini tidak hanya di seluruh Peloponnese di Yunani tetapi juga di seluruh Aegea, khususnya, di Pulau Kreta dan Pulau Cycladic. Mycenaean dipengaruhi oleh peradaban sebelumnya yaitu Minoan (2000-1450 SM) yang berasal dari Knossos, Kreta, kemudian meluas hingga Aegean. Arsitektur, seni dan praktik keagamaan berasimilasi dan disesuaikan untuk lebih mengekspresikan budaya Mycenaean.
Pusat utama kebudayaan Mycenaean adalah berada di Mycenae, Tiryns, Pylos, Thebes, Midea, Gla, Orkhomenos, Argos, Sparta, Nichoria dan mungkin Athena. Di luar hubungan perdagangan, juga terjalin hubungan politik diantara kota –kota tersebut. Antara kota – kota tersebut memiliki banyak kesamaan dalam budaya seperti arsitektur, lukisan dinding, tembikar, perhiasan, persenjataan, dan tentu saja, bahasa Yunani.
Dalam bidang perdagangan peradaban Mycenaean telah melakukan kontak dengan budaya Aegean lainnya yang dibuktikan dengan kehadiran barang-barang asing di pemukiman Mycenaean seperti emas, gading, tembaga dan kaca dan dengan ditemukannya barang dari Mycenaean seperti tembikar di tempat - tempat yang jauh seperti Mesir, Mesopotamia , Levant, Anatolia, Sisilia dan Siprus. Barang yang mudah rusak seperti minyak dan anggur juga merupakan komoditas ekspor utama Mycenaean.
Dalam bidang seni seperti tembikar dan perhiasan, para pengrajin dari Mycenaean juga mengadopsi dari budaya Minoan. Apabila seni bangsa Minoan bergaya alam, Mycenaean cenderung untuk lebih skematik dan representasi kurang hidup seperti. Gaya baru Mycenaean menjadi salah satu yang dominan di seluruh Mediterania. Desain geometris menjadi populer, motif dekoratif seperti spiral dan mawar. Guci besar, patung – patung terakota berbentuk hewan dan sosok perempuan menjadi populer juga patung kecil dari gading yang berukir dan perhiasan emas dengan ukiran yang rumit. Lukisan dinding yang populer adalah tanaman, griffin, singa, banteng-melompat, adegan pertempuran, prajurit, kereta, tokoh dari “delapan perisai” dan perburuan babi hutan.
Untuk urusan kepercayaan atau agama hanya sedikit yang diketahui tentang praktik - praktik keagamaan Mycenaean. Tetapi mereka melakukan persembahan kurban hewan dan bahan makanan, serta pesta komunal. Kehadiran ukiran kapak ganda dan tanduk konsekrasi dalam seni dan arsitektur menyiratkan adanya hubungan yang kuat dengan agama Minoan, meskipun simbol-simbol ini mungkin telah diadopsi karena resonansi politik mereka. Fitur arsitektur seperti cekungan cekung dan penggambaran lukisan altar mengisyaratkan bahwa Megaron mungkin memiliki fungsi agama. Banyak pusat kota Mycenaean memiliki situs kudus khusus untuk ibadah, biasanya dekat dengan kompleks istana. Sementara itu penguburan adalah ritual penting yang dibuktikan dengan dibangunnya makam monumental yang didalamnya tidak hanya terdapat jenasah tetapi juga benda berharga yang dikuburkan, seperti topeng emas, mahkota, perhiasan dan pedang seremonial serta belati.
Berakhirnya zaman perunggu juga menjadi tanda akhir peradaban Mycebaean. Hingga kini alasan yang menjadi penyebab kehancuran tersebut masih misterius mungkin melalui gempa, invasi atau pertempuran.