Indeks Artikel

5 Kisah Kematian Hina Para Tokoh Terkemuka Yunani

Senin, Maret 20, 2017 23:48 WIB
Sebagian mati dalam keadaan miris. Sebagian lainnya tewas dengan kondisi yang sangat menggelikan.

Lazimnya, Yunani itu dikenal akan hal-hal baik. Entah itu peradaban mereka yang maju, para filsuf terkemuka yang ajarannya abadi, serta kisah-kisah heroik para prajuritnya. Namun, meski dikenal dengan segala hal hebat, namun negeri ini bisa dibilang sebagai rumah dari banyak keanehan. Misalnya tentang kisah-kisah kematian tokohnya.


Kamu mungkin tidak percaya, tapi ada beberapa tokoh terkemuka di sana mati dengan cara yang sama sekali tak pernah terpikirkan manusia. Saking anehnya, kamu mungkin bakal ketawa, meskipun ada juga yang mati dalam keadaan paling mengenaskan. Lalu seperti apa ceritanya? Simak ulasannya berikut.

Mati Ditimbun Hadiah

Mati ditimbun hadiah mungkin mekanisme ke akhirat yang paling aneh. Bagaimana tidak, mendapatkan hadiah harusnya malah senang, tapi ini justru kematian yang datang. Hal ini memang benar terjadi dan menimpa seorang tokoh bernama Draco. Pria ini kala masih hidup dikenal cukup kejam dan suka memberlakukan aturan seenak perutnya sendiri.

Kematiannya sendiri berawal dari suatu ketika saat Draco pergi ke Teater Aegina. Dengan ciri khas semena-menanya, kemudian ia meminta kepada semua orang untuk membuktikan cintanya. Caranya adalah dengan melempar hadiah apa pun. Entah takut atau mungkin beneran kagum, orang-orang pun langsung menyikat Draco dengan berbagai hadiah. Awalnya si orang aneh ini senang, sampai akhirnya ia tak bisa bernapas lantaran sesak oleh hadiah-hadiah. Draco pun mati saat itu juga.

Mati karena sibuk kasih nasihat

Phlitas ini hobi mengkritik orang. Dia banyak menghabiskan waktu hidupnya dengan mengkritik kesalahan orang lain. Dia akan sibuk menulis berlembar-lembar kertas, menjelaskan yang salah. Meskipun seseorang hanya salah menggunakan satu kata atau dalam berlogika.

Jadi, pernah suatu ketika ia sibuk menulis berlembar-lembar koreksi untuk membenarkan kesalahan seseorang. Tapi, karena terlalu serius, Phlitas sampai lupa makan selama berhari-hari. Tak lama kemudian ia pun mati dalam prosesnya memberi nasihat alias pembenaran kepada orang lain. Sungguh tragis ya?

Mati karena kesombongan

Empedocles adalah seorang filsuf Yunani Kuno. Ia terkenal lantaran bisa menyembuhkan penyakit-penyakit yang tabib pun angkat tangan. Dalam salah satu kasusnya, Empedocles pernah menyembuhkan penyakit seorang wanita yang semua dokter sudah menyerah menyembuhkannya. Sayangnya, gara-gara ini sang filsuf merangkap tabib itu jadi sombong.

Ya, ia kemudian menganggap dirinya sebagai seorang dewa. Mungkin karena tak banyak orang yang percaya, kemudian Empedocles membuktikan kedewaannya dengan hal yang super konyol. Yakni dengan terjun ke dalam gunung berapi. Sambil bersikap angkuh dan berkata dirinya akan hidup lagi, Empedocles pun nyemplung. Tebak apa yang kemudian terjadi? Benar, ia mati seketika dan tak pernah kembali.

Mati tertawa

Sama seperti tokoh sebelumnya, Chrysippus juga merupakan salah satu filsuf terkemuka Yunani. Namun ia bukan sosok yang sombong melainkan hanya punya selera humor yang aneh. Chrysippus ini suka menertawai dengan serius hal-hal yang sebenarnya benar-benar lucu. Sampai akhirnya kebiasaan itulah yang menjadi akhir hidupnya.

Jadi, suatu ketika si filsuf yang katanya sudah mengarang 700an buku ini mendapati seekor keledai yang tengah makan buah ara yang kenyang. Pemandangan ini biasa bagi orang lain, tapi super lucu menurut Chrysippus. Ia pun tertawa terbahak-bahak seolah tak bisa berhenti. Sampai akhirnya saking hebohnya, pria ini pun menghembuskan napas terakhirnya. Ya, setidaknya ia mati dengan cara lebih bahagia dari pada semua orang di daftar ini.

Mati berlumuran tinja

Kematian Heraclitus termasuk sangat tragis. Dia menderita penyakit busung yang menurut para tabib takkan bisa sembuh. Tapi menurut Heraclitus sendiri, dia yakin bisa pulih dengan cara mengurangi kelembaban dan mengosongkan usus. Dia lalu melumuri tubuhnya dengan tinja kerbau, berjemur di bawah matahari hingga tertidur.

Ketika bangun, dia tidak bisa bergerak karena tinja-tinja itu sudah mengeras. Badannya pun seolah tak bisa bernapas, ditambah bebauan yang ada di sekujur tubuhnya bikin hidung langsung disfungsi. Nahasnya lagi, saat kondisinya tak bisa bergerak ini para anjing-anjing liar kebetulan datang dan langsung menyantapnya. Heraclitus meninggal ketika itu juga.
Sebenarnya kematian aneh macam begini bukan hal yang benar-benar unik. Namanya juga kematian, ia bisa datang pada saat yang tak pernah terduga. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah di atas adalah soal persiapan. Kematian tak bisa diprediksi kapan datangnya, maka yang harus kita lakukan adalah berlaku sebaik-baiknya. Domino QQ